KONSEP DASAR EVALUASI
PEMBELAJARAN
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Pada
Mata Kuliah Manajemen
Belajar Mengajar
Dosen. Dr. H. Oding Supriadi, M.Pd.
Disusun
oleh:
1.
|
Yati Nurhayati, Dra.
|
NIS. 4103810314167
|
2.
|
Gin Gin Ginanjar, S.Pd
|
NIS. 4103810314167
|
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
ISLAM NUSANTARA
2016
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Segala
puji hanya milik Allah, Dialah Tuhan
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul: “Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran”.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah dalam rangka memenuhi
salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Belajar Mengajar pada
Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Islam
Nusantara.
Kesempatan
yang berbahagia ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada yang terhormat Bapak Dr. H. Oding Supriadi, M.Pd.
selaku dosen.
Mudah-mudah dengan selesainya makalah ini dapat
membantu kami dalam memahami Konsep
Dasar Evaluasi Pembelajaran.
Bandung, Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Metodologi Penulisan.......................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
D.Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................... 2
E. Manfaat Penulisan Makalah................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi, Pengukuran,
dan Penilaian................................................. 3
B. Fungsi Evaluasi.................................................................................................... 7
C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Menurut Beberapa Pakar............................................... 8
D. Tujuan Evaluasi Pengajaran................................................................................. 12
E. Langkah-Langkah Pelaksanaan Evaluasi Pengajaran........................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 16
B. Saran.................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kegiatan
belajar merupakan suatu proses dimana segala sesuatunya sudah diatur dan
direncanakan sebelumnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
untuk mengetahui tingkat keberhasilan maka hasil dari pembelajaran dievaluasi
untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan kegiatan belajar atau sejauhmana
keberhasilan peserta didik sesudah menerima materi pelajaran dari seorang guru.
Guru
dituntut mampu mengevaluasi hasil belajar dan gurupun harus mampu mengetahu
konsep dasar evaluasi dimana di dalam evaluasi ada elemen-elemen yang harus
dilaksanakan dalam menentukan indikator –indikator evaluasi supaya ketika
seorang guru melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilaksanakan
sesuai dengan apa yang sudah diajarkan kepada peserta didik.
Secara
umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena
aktifitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan
evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan
tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.
Untuk lebih memahami makna dari konsep dasar evaluasi pembelajaran maka ada
tiga konsep yang harus dibedakan, antara penilaian, evaluasi dan pengukuran.
B.
Metodologi
Penulisan Makalah
1. KATA
PENGANTAR
2. DAFTAR
ISI
3. BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan Makalah
Manfaat Penulisan Makalah
Metodologi
Penulisan Makalah
4. BAB
II PEMBAHASAN
Isi dan Pembahasan Makalah
5. BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
6.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan dalam penulisan makalah ini
adalah sbb :
1. Apa
pengertian dari Pengertian Evaluasi,
Pengukuran, dan Penilaian
2. Apa
fungsi dari evaluasi pembelajaran
3. Apa
sajakah prinsip-prinsip evaluasi
4. Apa
tujuan dari evaluasi pembelajaran
5. Apa
saja langkah-langkah EVALUASI pembelajaran
B.
Tujuan
Penulisan Makalah
1. Untuk
mengetahui pengertian dari Pengertian
Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian
2. Untuk
mengetahui fungsi dari evaluasi pembelajaran
3. Untuk
mengetahui sajakah prinsip-prinsip evaluasi
4. Untuk
mengetahui evaluasi pembelajaran
5. Untuk
mengetahui langkah-langkah evaluasi pembelajaran
C.
Manfaat
Penulisan makalah ini
di harapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik secara langsung
maupun secara tidak langsung dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada
umumnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi, Pengukuran,
dan Penilaian
1.
Pengukuran
Pengukuran
dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya,
kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas
Sudijono, 1996: 3) Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer,
atau mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang
dilakukan adalah mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka.
Karenanya, dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.
Maksud
dilaksanakan pengukuran sebagaimana dikemukakan Anas Sudijono (1996: 4) ada
tiga macam yaitu : (1) pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu
seperti orang mengukur jarak dua buah kota, (2) pengukuran untuk menguji
sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar serta (3) pengukuran yang
dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang
ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.
Menurut Mahrens;
pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang diperoleh
melalui proses tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto; pengukuran adalah
membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Menurut Lien; pengukuran adalah
sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk
keperluan analisis dan interpretasi.
Dunia
pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995:
21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses
pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah
mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan
mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta
mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah
dilakukan siswa.
2. Menurut
Mardapi (2004: 14) pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka
terhadap suatu obyek secara sistematis. Karakteristik yang terdapat dalam obyek
yang diukur ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk dinilai.
aspek-aspek yang terdapat dalam diri manusia seperti kognitif, afektif dan
psikomotor dirubah menjadi angka. Karenanya, kesalahan dalam mengangkakan
aspek-aspek ini harus sekecil mungkin. Kesalahan yang mungkin muncul dalam
melakukan pengukuran khususnya dibidang ilmu-ilmu sosial dapat berasal dari
alat ukur, cara mengukur dan obyek yang diukur.
Pengukuran dalam bidang pendidikan
erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan salah satu cara yang sering
dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan tes. Selain
dengan tes, terkadang juga dipergunakan nontes. Jika tes dapat memberikan
informasi tentang karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes dapat
memberikan informasi tentang karakteristik afektif obyek.
3.
Penilaian
Penilaian
merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini.
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh
siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak
bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang
kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru
merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang
baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
Menurut
Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
baik, penilaian yang bersifat kuantitatif. Menurut Mahrens; penilaian adalah
suatu pertimbangn professional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk
membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu.
Dalam
sistem evaluasi hasil belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan setelah
dilakukan pengukuran. informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran
selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan. Karenanya, menurut Djemari Mardapi
(1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil
pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang
nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran
adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang
terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
Menurut
Djemari Mardapi (2004: 18) ada dua acuan yang dapat dipergunakan dalam
melakukan penilaian yaitu acuan norma dan acuan kriteria. Dalam melakukan
penilaian dibidang pendidikan, kedua acuan ini dapat dipergunakan. Acuan norma
berasumsi bahwa kemampuan seseorang berbeda serta dapat digambarkan menurut
kurva distribusi normal. Sedangkan acuan kriteria berasumsi bahwa apapun bisa
dipelajari semua orang namun waktunya bisa berbeda.
Penggunaan
acuan norma dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi seseorang
terhadap kelompoknya. Misalnya jika seseorang mengikuti tes tertentu, maka
hasil tes akan memberikan gambaran dimana posisinya jika dibandingkan dengan
orang lain yang mengikuti tes tersebut. Adapun acuan kriteria dipergunakan
untuk menentukan kelulusan seseorang dengan membandingkan hasil yang dicapai
dengan kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Acuan ini biasanya
digunakan untuk menentukan kelulusan seseorang. Seseorang yang dikatakan telah
lulus berarti bisa melakukan apa yang terdapat dalam kriteria yang telah
ditetapkan dan sebaliknya. Acuan kriteria, ini biasanya dipergunakan untuk
ujian-ujian praktek.
Dengan
adanya acuan norma atau kriteria, hasil yang sama yang didapat dari pengukuran
ataupun penilaian akan dapat diinterpretasikan berbeda sesuai dengan acuan yang
digunakan. Misalnya, kecepatan kendaraan 40 km/jam akan memiliki interpretasi yang
berbeda apabila kendaraan tersebut adalah sepeda dan mobil.
4.
Evaluasi
Pengukuran,
penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya
ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak
dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan
secara berurutan.
Menurut
Norman E. Grounloud; evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan
berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan
efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut
Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk
menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi
adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang
telah dicapai seseorang.
Evaluasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5)
merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan
menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah
dicapai oleh siswa. Menurut Djemari Mardapi (2004: 19) evaluasi adalah proses
mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.
Dari
pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
(1) sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan
secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi
disetiap akhir program tersebut, (2) dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data
dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil.
Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil
keputusan dalam evaluasi, dan (3) kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak
pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang
paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
Evaluasi
sebagai suatu istilah teknis dalam dunia pendidikan masih merupakan suatu
fenomena baru. Usaha evaluasi yangsistematis seperti yang dikembangkan pada
saat ini belum berlangsung lama. Kegiatan sistematis untuk evaluasi belum
berusia satu abad penuh (100 tahun) ketika usaha tersebui pertama kali
dilakukan oleh Rice pada akhir abad ke-19. Pada waktu itu Rice melakukan
penelitian mengenai hasil belajar siswa menurut model yang kita kenal seperti
saat kini.
Istilah
tersebut menjadi bertambah terkenal setelah belahan kedua abad ke-20 ini. Tyler
yang pada mulanya masih mempergunakan istilah pengukuran (measurementa)
kemudian mempergunakaa istilah evaluasi. Sejak saat itu istilah evaluasi
menguasai buku-buku teks pendidikan. Sejalan dengan popularitas pemakaian
istilah itu berkembang pula bermacam-macam pengertian terhadap kata evaluasi.
Tidak jarang pengertian yang dianut oleh setiap penulis terhadap istilah itu
bertentangan satu dengan lainnya (Renzuli, 1974:49; Jenkins, 1976:6).
Contoh-contoh
berikut ini kiranya cukup untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan tersebuL Bagi
Tyler (1949), Cronbach (1963), Taylor dan Maguire (1966), Scriven (1967), dan
Stake (1967). evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukannilai suatu
program. Stake, umpamanya,mengatakan: bahwa evaluasi adalah: inquiries into the
worth of any intructionai program. Such inquiries depandom directassesstnent,
on objective testing and on subjective judgement, (penelitian terhadap
harga/nilai setiap program pengajaran. Penelitian tersebut sangat tergantung
dari penilaian langsung, tes yang objektif dan atas pertimbangan yang
subjektif). Jadi jelas bahwa menurut Stake dalam satu kegiataa penilaian yang
langsung dilakukan oleh orang yang mengadakan evaluasi, persyaratan ini penting
dilaksanakan untuk menjamin agar data yang diperoleh adalah data yang
benar-benar berasal dan sumber data yang dimaksud.
Juga Stake
mempersyaratkan agar suatu evaluasi didasarkan atas data yang diperoleh dari
sesuatu yang bersifat objektif.
B.
Fungsi
Evalusi
Evaluasi
merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal. Ada
beberapa fungsi evaluasi, yakni:
1. Evaluasi
merupakan alat yang penting sebagai umpang balik bagi siswa. Melalui evaluasi,
siswa akan mendapatkan informasi tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
Dari hasil evaluasi siswa akan dapat menentukan harus bagaimana proses
pembelajaran yang perlu dilakukan.
2. Evaluasi
merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam
menguasai tujuan yang telah ditentukan. Siswa akan tahu bagaian mana yang perlu
di pelajarai lagi dan bagian mana yang tidak perlu.
3. Evaluasi
dapat memberikan informasi untuk mengembangkan progran kurikulum. Informasi ini
sangat dibutuhkan baik untuk guru maupun untuk para pengembang kurikulum
khususnya untuk perbaikan program selanjutnya.
4. Informasi
dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam
mengambil keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan dengan
bidang pekerjaan serta pengembangan karir.
5. Evaluasi
berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan
tujuan khusus yang ingin dicapai.
Misalnya apakah tujuan itu mesti dikurangi atau ditambah.
6. Evaluasi
berfungsi sebagai umpang balik untuk semua pihak yang tua, untuk guru dan
pengembang kurikulum, untuk perguruan tinggi, pemakai lulusan, untuk orang yang
mengambil kebijakan pendidikan termasuk juga untuk masyarakat. Melalui evaluasi
dapat dijadikan bahan informasi tentang efektivitas program sekolah. (Wina
Sanjaya: 2008: 339).
Sedangkan
menurut Sukardi (2008: 4) evaluasi mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam
proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai
alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan
yang telah diberikan oleh guru.
2. Untuk
mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didika dalam melakaukan kegiatan
belajar.
3. Mengetahui
tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4. Sebagai
sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5. Sebagai
alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa
6. Sebagai
materi utama laporan hasil belajar kepada orang tua siswa.
C.
Prinsip-Prinsip
Evaluasi Menurut Beberapa Pakar
Prinsip
tidak lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran hampir sebagian besar
jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus. Keberadaan prinsip bagi seorang
evaluator mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat
menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya guna merealisasi evaluasi dengan
cara yang benar.
1. Menurut
Khusnuridlo (2010), prinsip-prinsip evaluasi terdiri dari :
a. Komprehensif
Evaluasi
harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menye¬luruh, baik aspek
personalnya, materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi tidak hanya
dituju¬kan pada salah satu aspek saja. Misalnya aspek personalnya, jangan hanya
menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya. Begitu
pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara
menyeluruh.
b. Komparatif
Prinsip
ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi harus dilaksa-nakan secara
bekerjasama dengan semua orang. Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan
guru dalam mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru
itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak
diharapkan dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
c. Kontinyu
Evaluasi
hendaknya dilakukan secara terus-menerus selama proses pelaksanaan program.
Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai, tetapi sejak
pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting dimaksudkan
untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan yang telah dicapai
dalam periode waktu tertentu. Aktivitas yang berhasil diusahakan terjadi
peningkatan, sedangkan aktivi-tas yang gagal dicari jalan lain untuk mencapai
keberhasilan.
d. Obyektif
Mengadakan
evaluasi harus menilai sesuai dengan kenya¬taan yang ada. Katakanlah yang hijau
itu hijau dan yang merah itu merah. Jangan sampai mengatakan yang hijau itu
kuning, dan yang kuning itu hijau. Sebagai contoh, apabila seorang guru itu
sukses dalam menga¬jar, maka katakanlah bahwa guru ini sukses, dan sebaliknya
apabila jika guru itu kurang berhasil dalam mengajar, maka katakanlah bahwa
guru itu kurang berhasil. Untuk mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu
adanya data dan fakta. Dari data dan fakta inilah dapat mengolah untuk kemudian
diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat dikumpulkan
maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
e. Berdasarkan
Kriteria yang Valid
Selain
perlu adanya data dan fakta, juga perlu adanya kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila
menilai suatu aktivitas supervisi pendi¬dikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi
dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan hakikat
substansi supervisi pendidikan.
f. Fungsional
Evaluasi
memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan
langsungnya adalah dapatnya ¬hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan apa yang
dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi itu
dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.
g. Diagnostik
Setiap
hasil evaluasi harus didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi
inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau
kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.
2. Menurut
Arikunto (2005:24-25), prinsip evaluasi merupakan trigulasi yang meliputi
tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran atau KBM, dan evaluasi.
Bagan Triangulasi (Suharsimi. 38:2015)
a. Hubungan
anatara tujuan dengan KBM
Kegiatan
belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru
dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah
yang menunjukkan hubungan anatara keduanay mengarah pada tujuan dengan makana
bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM,
menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.
b. Hubungan
tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk
mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dalam menyusun alat evaluasi perlu
mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan
c. Hubungan
anatara KBM dengan evaluasi
KBM
dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan, alat
evaluasi disusun dengan mengacu pada tujuan, mengacu atau disesuaikan dengan
KBM yang dilaksanakan.
3. Menurut
Sudijono (2001: 31-33), evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksan dengan baik
apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar
yaitu:
a. Prinsip
keseluruhan
Prinsip
keseluruhan dikenal dengan istilah prinsip komprehensif. Prinsip komprehensif
dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara
bulat, utuh atau menyeluruh. Evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup
berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah
laku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup.
b. Prinsip
Kesinambungan
Prinsip
kesinambungan dikenal dengan istilah prinsip komunitas. Prinsip komunitas
dimaksudkan bahwa hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang
dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung dari waktu ke waktu.
Evaluasi hasil belajar dilaksanakan secara berkesinambungan agar pihak
evaluator dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan
langkah-langkah atau merumuskan kebijaksanaan untuk masa depan serta memperoleh
informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan
peserta didik.
c. Prinsip
obyektivitas
Prinsip
objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan
sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari factor-faktor yang
sifatnya subyektif.
4. Menurut
Sukardi (2008: 4-5) dalam bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat
dilihat sebagai berikut:
a. Evaluasi
harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditetapkan
b. Evaluasi
hendaknya dilaksanakan secara komprehensif
c. Evaluasi
diselenggarakan dalam proses koopperatif antara guru dan peserta didik
d. Evaluasi
dilaksanakan dalam proses continue
e. Evaluasi
harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
D.
Tujuan
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar pada dasarnya merupakan
proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Maka tujuan dari evaluasi diantaranya:
1. Untuk
mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun
waktu proses belajar tententu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat
pengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar
dan mengajar yang melibatkatkan dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan
belajar siswa.
2. Untuk
mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan
demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah
siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu
kemampuan belajarnya.
3. Untuk
mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. hal ini berarti
dengan evaluasi, guru akan memperoleh gambaran siswa. Hasil yang baik pada
umumnya menunjukan tingkat usaha yang efisien, sedangkan hasil yang buruk
adalah cermin usaha yang tidak efisien. Kalau digambarkan seperti di bawah ini:
Efisiensi
Dari Sudut Usaha Belajar
Efisiensi
Dari Sudut Hasil Belajar
4. Untuk
mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kafasitas kognitifnya
untuk keperluan belajar. jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai
gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
5. Untuk
mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM). Dengan demikian, apabila
sebuah metode yang digunakan tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa
yang memuaskan, guru seyogianya mengganti metode tersebut atau
mengkombinasikannya dengan metode lain yang sesuai.
E.
Langkah-Langkah Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran
Adapun langkah-langkah
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yaitu
1. Langkah
Perencanaan
Tidak akan
berlebihan kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses yang akan dapat
dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau
tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Sukses atau
tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya turut menentukan oleh baik
tidaknya perencanaan. Makin sempurna kita melakukan langkah pokok perencanaan
ini makin sedikitlah kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai dalam
melaksanakan langkah-langkah berikutnya.
2. Langkah
Pengumpulan Data
Soal pertama
yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini ialah menentukandata apa saja yang
kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita butuhkan untuk melakukan
tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik. Kalau kita rangkumkan kembali
uraiannya maka kita dapat jalan pikiran yaitu rumusan tentang tugas kita
sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan menghasilkan
ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi yang
kita ajarkan.
3. Langkah
Penelitian Data
Data yang telah
terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, proses
penyaringan ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data dan maksudnya
ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran
yang akan kita peroleh mengenai individu yang sedang kita evaluasi, dari data
yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan
kita peroleh apa bila turut kita olah juga. Oleh karna itu kita selalu
menyadari baik buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk memperoleh data
langsung dari orang yang bersangkutan oleh karena itu dalam evaluasi yang baik,
kkita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya
yang tersedia bagi kita.
4. Langkah-Langkah
Pengolahan Data
Langkah
pengolahan data dilakukan untuk memberikan “makna” terhadap data yang pada
kita. Jadi hal ini berarti bakwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data
itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apapun kepada kita. Sering sekali
seorang memiliki data yang cukup lengkap tentang seorang murid atau sekelompok
murid yang sedang dievalusinya tetapi karena ia kurang pandai mengolah data
yang dimilikinya tadi tidak banyaklah arti atau makna yang dapat dikeluarkannya
dari datanya. Fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari
benar-benar pada tarafmemperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang
diri orang yang sedang di evaluasi.
5. Langkah
Penafsiran Data
Kalau kita
perhatikan segenap uraian yang telah di sajikan mengenai langkah data tadi akan
segera tampak pada kita bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah
pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat.
Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita
melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita
akan memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi.
6. Langkah
Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
Hasil pemikiran
memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil
pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan
instruksional, menentukan kebutuhan peserta didik, dan menentukan keberhasilan
peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
7. Laporan
Hasil Penelitian
Pada akhir
penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan, akhir
semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang per sekolahan, diperlukan suatu
laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan
sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana pendidikan yang
diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat
tercapai.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada
dasarnya peserta didik memiliki tiga ranah keluaran belajar, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam setiap pembelajaran, ranah ini
diharapkan oleh pendidik dapat berkembang dengan baik. Untuk mengetahui
perkembangan ketiga ranah itu, dilakukanlah kegiatan evaluasi. Hal ini tentu
saja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai
oleh peserta didik. Selain itu, evaluasi tentu saja dapat membantu pendidik
untuk mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dengan
mengetahui kemampuan-kemampuan siswa tersebut, pendidik dapat mengetahui dan
sekaligus membimbing peserta didik yang masih kurang mampu memahami materi
pelajaran yang telah mereka ajarkan.
Kegiatan
evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur yang jelas. Ada
prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh peserta didik. Tanpa
mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi tidak akan valid, tidak
reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis menggambarkan kemampuan belajar
peserta didik.
Secara
umum, kegunaan data evaluasi adalah sebagai dasar untuk mengambil sebuah
keputusan dan secara khusus dapat dirinci sebagai berikut:
1. Administratif
: Administrator menggunakan hasil evaluasi untuk pengelompokkan kelas,
melengkapi laporan-laporan untuk wali murid, memberikan informasi untuk
menempatkan siswa jika dia pindah sekolah, dan melengkapi laporan kemajuan
sekolah kepada instansi yang lebih tinggi.
2. Instruksional:
Supervisor dan guru menggunakan hasil evaluasi untuk membantu meningkatkan cara
mengajar guru agar lebih baik.
3. Bimbingan
dan Penyuluhan : Hasil yang diperoleh
dari berbagai teknik evaluasi seperti tes intelegensi, achievement test,
attitude test, catatan observasi, catatan harian, interest inventories, dan
catatan kumulatif dapat digunakan.
4. Penyelidikan
: Hasil yang diperoleh digunakan untuk menyelidiki apakah ada ketidaksesuaian atau
ketidakberesan dalam program, baik dari segi siswa, guru, kurikulum, ataupun
lainnya.
B.
Saran
1. Hendaknya
seorang tenaga pengajar dapat mengaplikasikan evaluasi terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan di suatu lembaga pendidikan karena dengan adanya
evaluasi ini akan dapat menunjang kualitas dan mutu pendidikan kita.
2. Sebagaimana
evaluasi hasil belajar dan pembelajaran yang telah diuraikan diatas sangatlah
penting karena dengan adanya hal tersebut
kita dapat belajar bagaimana cara mengevalausi dari kegiatan belajar
mengajar apakah sudah dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Safrudin Abdul 2001. Evaluasi
Program Pendidikan Pedoman Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Bumi
Aksara, Jakarta.
Arikunto.
Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto,
Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan: Bumi Aksara. 2015
Sukardi, M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana, P.P.N. 1983. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja
Rosdakarya : Bandung.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran.CV Alfabeta :
Bandung.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT
Rineka Cipta : Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi
Aksara : Jakarta.
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
Anas
sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:PT.Grafindo persada,
2001.
Calongesi,
James S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung
: ITB
Longman Djemari Mardapi. 2000.
Evaluasi pendidikan. Makalah disampaikan pada Konvensi Pendidikan
Nasional tanggal 19 – 23 September 2000 di Universitas Negeri Jakarta.
Palomba,
Catherine A. And Banta, Trudy W. 1999. Assessment Essentials: Planning,
Implementing, Improving. San Francisco: Jossey-Bass
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
saya mengharapkan komentar demi membangun menuju yang lebih baik